M.O.T.I.V.A.S.I tanpa H.E.N.T.I

Hidup tanpa motivasi, selalu berakhir dengan kegagalan.  Mencontohi sirah nabi Daud, selepas menyarung  baju besi, beliau tidak akan membukanya kembali. Apabila telah melangkah, biar melangkah sepenuh hati. Inilah semangat yang dimahukan.

Soalnya, dari mana datangnya motivasi diri?

Ingat…keputusan adalah nasib. Apa yang ditanam, itulah yang dituai. Pak Abu menanam benih jangung, yang berbuah adalah buah jagung. Sulaiman belajar Bahasa Sepanyol, lalu dia boleh berbual dengan orang Sepanyol. Safiah menikahi seorang pelaut, maka suami akan 3 bulan bersamanya, 3 bulan lagi di lautan.



Apa yang diputuskan, itulah yang akan mencorak kehidupan. Kerana kita telah meletakkan sepenuh ikhtiar terhadap apa yang diinginkan tadi. Oleh itu, apa yang diusahakan hari ini menentukan siapa kita di hari esok. Namun, untuk bertahan mempertahankan cita-cita dan impian selalu dihalangi oleh satu rasa…L.E.M.A.H.

Ternyata…yang mendorong orang-orang beriman untuk tetap bertahan adalah
P.E.R.T.O.L.O.N.G.A.N  A.L.L.A.H.

Pertolongan agung itu tidak datang percuma…tidak ada benda percuma di dunia ini. Namun, kita yakin, pertolongan Allah itu pasti.
"Jika kalian menolong (agama) Allah, maka Allah pasti akan menolong kalian dan mengukuhkan kaki kalian," (Qs. Muhammad: 7).

Pertolongan Allah seperti sebuah perjanjian dengan orang-orang beriman. Bantuan dan pertolongan Allah tidak datang begitu saja. Sesuatu yang datang tanpa dipinta atau dibayar harganya, selalu menjadi perkara yang tidak berharga dalam hidup manusia. Seperti makanan di malam raya, banyaknya…sampai dibuang begitu sahaja. Hilang harganya.

Apa yang harus dilakukan untuk mendapat P.E.R.T.O.L.O.N.G.A.N  A.L.L.A.H? Allah mahukan pembelaanNya kepada orang-orang beriman wujud dengan adanya usaha dari mereka sendiri, agar dicelah kesulitan terbitnya kematangan.




Pertama, membersihkan niat beramal dari segala motivasi yang tidak bersih. Itulah ikhlas. Ikhlas adalah kunci pertama yang paling penting bagi terbukanya pintu  pertolongan Allah. Nilai suatu pekerjaan sangat tergantung dari kadar keikhlasan  pelakunya. Ada orang yang mungkin melakukan pekerjaan yang dinilai baik di mata manusia, tapi ia berniat melakukannya untuk kepentingan duniawi. Orang seperti ini, tidak akan mendapat pertolongan Allah.


Kedua, berdo’a dengan penuh kepasrahan pada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,  
“Adakalanya seseorang yang rambutnya terurai dan berdebu, bahkan diusir dari semua pintu rumah orang karena hina dalam pandangan manusia. Namun kalau ia sungguh-sungguh meminta kepada Allah, pasti Allah mengabulkannya.” (HR. Muslim).
 
Ketiga, yakini bahwa kehidupan ini adalah ladang amal yang tanpa batas untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Lingkup amal yang harus dilakukan itu meliputi seluruh waktu kehidupan seseorang. Selama ia masih hidup, selama itu pula ia diperintahkan untuk terus berusaha dan berjuang sebatas kemampuan yang dimiliki. Tak ada ujian hidup yang melanggar kemampuan manusiawi. Dalam surat Al-Baqarah, Allah telah menegaskan, “Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya.” Seberat apapun ujian dan kesulitan hidup, pasti masih berada dalam batas kemampuan manusia untuk memikulnya. Dan manusia dapat memikul beban tersebut, hanya dengan kualiti iman yang baik. 
 

Keempat, hindarilah mengatakan bahwa kita sudah habis kesabaran menghadapi keadaan yang tidak sesuai. Karena pada dasarnya batas kesabaran itu tidak ada. Batas kesabaran sama dengan batas manusia hidup. Dan selama itu tak ada pernyataan bahwa kesabaran kita sudah habis. Sabar ertinya tahan menderita menghadapi perkara yang tidak menyenangkan diri dan sanggup menahan diri ketika memperoleh hal-hal yang menyenangkan sehingga tidak terjerumus pada perbuatan maksiat.

Kelima, tidak berputus asa dari rahmat Allah. Rasulullah SAW pernah bersabda, 
"Tiga golongan yang kelak tidak akan diperiksa lagi perkaranya (di akhirat). Yaitu …. orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah.” (HR. Thabrani, Abu Ya’la, dan Bukhari dalam kitab Adab). Sikap putus asa timbul pada diri orang yang kurang beriman pada kemurahan Allah SWT kepada makhluk-Nya. Lantaran itu, seseorang menuduh Allah tidak adil karena menjadikan dirinya dalam kesulitan atau kesusahan. Sikap ini pasti menjadikan Allah murka.
.

Keenam, tetap istiqamah. Terutamanya dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat. Orang yang istiqamah atau berpegang teguh pada petunjuk Allah akan selalu dipandu kepada kebenaran. Orang yang istiqamah menjalani kehidupan di dunia ini akan dibebaskan oleh Allah dari perasaan resah, takut, dan khawatir  menghadapi segala ujian dan cobaan hidup. Orang-orang semacam ini selalu berada di bawah kasih sayang Allah. Di manapun mereka berada mereka selalu dinaungi malaikat rahmat, karena mereka selalu dekat dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah selalu didengar dan diperhatikan oleh Allah sehingga mereka merasa aman dan tenteram, tanpa sedikitpun merasa sedih dan was-was menghadapi rintangan hidup. 
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita.”(QS. Fushilat: 30).
 
Ketujuh, jangan sekali-kali menyalahkan ketentuan Allah. Apalagi bila kemudian dilanjutkan dengan do’a untuk keburukan. Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak sekali-kali seorang muslim di bumi ini berdo’a pada Allah meminta suatu permintaan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta atau memalingkan darinya suatu kejahatan yang semisal dengan permintaannya, selagi ia tidak berdo’a meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahmi.” Maka ada seseorang berkata, “kalau demikian, kami akan memperbanyak (berdo’a)." Beliau menjawab, “Allah Maha Memberi." (HR. Tirmidzi). 

Kawan-kawan, pertolongan Alah tidak semstinya datang dalam bentuk yang kita sukai, kerana Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Barangkali kemiskinan lebih baik dari kekayaan, air mata lebih baik dari ketawa, kelaparan lebih baik dari kenyang, perpisahan lebih baik dari kebersamaan, tetapi apa yang penting, segalanya adalah hasil dari usaha dan tekad yang baik. Wallahua’lam.

BE A GOOD MUSLIM OR DIE AS SYUHADA

No comments:

Post a Comment